Rabu, 09 Desember 2009

SAINT LOCO

VISION FOR TRANSITION

Jagad rock tanah air seakan tak berhentimelahirkan band-band spektakuler untuk melaju ke barisan terdepan. Salah satunya adalah Saint Loco, band yang mengawali karirnya di kancah rock tanah air pada tahun 2004 dengan debut album bertajuk Rock Upon A Time. Album ini menjadi awal langkah sukses Saint Loco mengenalkan dirinya ke publik dengan mengusung lagu-lagu berkekuatan hip-rock. Berbagai penghargaan berhasil mereka sabet diantaranya adalah; Best Rock Album versi Majalah Hai tahun 2005 dan Rock Best Of The Year Album versi I-Radio tahun 2005. Single “Microphone Anthem”, yang menjadi unggulan mereka kala itu, berhasil mengejawantahkan Saint Loco sebagai penerus generasi musik rock Indonesia.

Di bulan September 2006, MTV mengganjar mereka dengan predikat MTV EXCLUSIVE ARTIST for SEPTEMBER. Album kedua mereka yang bertajuk Vision For Transition dirilis dibulan yang sama. Sebuah album yang menggambarkan progresi dari musikalitas keenam anak super kreatif; Iwan (gitaris), Gilbert (bassis), Nyonk (drummer), Tius (the spinner), Joe (vokalis) dan Berry (MC). Ini sebagai satu pegangan bahwa nama Saint Loco masih punya kekuatan untuk musik rock yang berkualitas.

Another Vision for Indonesia Rock Concept

Lewat album keduanya, Vision For Transition, Saint Loco menawarkan konsep musik yang lebih berani. Dari kulit albumnya (baca: cover) sudah terbaca keberanian Saint Loco dengan memberikan warna-warna berani dan penempatan yang terbilang tidak umum. Untuk isinya, rock yang dibawakan mereka kali ini lebih sing-a-long dibandingkan album sebelumnya meski tensi tonalitas rock mereka tetap tinggi. Dengarkan saja “Kedamaian”, sebuah lagu mellow-rock yang menampilkan seorang vokalis bjorky-melankolis, Astrid. Lagu ini dibuka dengan dentingan piano dan dihantarkan dalam beat mid-tempo. Kekuatan lirik bilingual dan kekuatan vokal Joe dan Astrid serta MC Berry menambah padu lagu yang menjadi single pertama album ini.

Penggarapan album Vision For Transition ini menempuh masa 7 bulan preproduction serta pengumpulan materi yang dimulai sekitar Agustus 2005 dan dilanjutkan dengan 3 bulan untuk recording dan 1 bulan mixing. Karena hampir seluruh lagu dalam album Vision For Transition dibuat di studio pribadi milik DJ Tius, Saint Loco kali ini merasa bisa lebih mengeksplorasi sound dan berkespresi sebebas mungkin. Dengar saja “Terapi Energi” dari track 2, sebuah lagu yang menampilkan totalitas bermain musik ala Saint Loco. ‘It’s the real Saint Loco’.

Mastering album Vision For Transition ini dikerjakan di sebuah studio bernama Euphonic Masters yang ada di Memphis, Tennese, Amerika Serikat. Ditangani langsung oleh Brad Blackwood, seorang insinyur tata suara kenamaan yang pernah menyabet 9 nominasi Grammy Award dan 6 nominasi Dove Award sejak tahun 1998.

Keberanian lainnya yang ditampilkan Saint Loco adalah permainan emosi lagu per lagu. Jika disimak dari awal runtutan lagu dalam album Vision For Transition ini, Anda akan dibawa banging your head lalu diselingi dengan fase exhaling berganti-gantian. Ini membuat fungsi pendengaran tidak terganggu dengan bunyi-bunyi yang pekak namun Anda akan dimanja untuk menikmati petualangan Vision For Transition ini dengan hati gembira. Mau contoh? Di track 5 kita akan disuguhi permainan kombinasi antara gitar akuistik dan crunch serta synth-string yang membuai yang hadir di lagu “Fallin”. Beat middle di “Fallin” ini hadir sebagai penghantar untuk hentakan di track 6, “Get Up”. Setelah lelah moshing dan jejingkrakan, track selanjutnya, “Centro”, mengistirahatkan pendengaran dalam instrumentalia tembang passionate-electronica-sound sebelum dipecahkan lagi ditrack berikutnya, “Transition”. Maka sayang sekali jika Anda menikmati album ini tidak utuh atau hanya satu atau dua lagu saja.

Why Vision For Transition Now?

Musik rock di Indonesia terus berkembang ke arah yang positif, thanks to Godbless! Dan Saint Loco melihat perkembangan ini sebagai motivator mereka untuk bisa berkreasi lebih. Trend musik rock dunia yang kini berkembang dengan memasukkan unsur Rap, Punk, New Wave serta electronica menjadi acuan Saint Loco untuk diterapkan dalam musik mereka. Dengar saja Vision For Transition yang kini lebih minimum aksi solo melodi gitar dan cenderung dominan lewat riff atau blocking gitar dan loop. Konsentrasi album ini pun dipusatkan di lagu yang lebih melodius dan reffrain yang catchy. “Musik metal telah berubah,” tandas Saint Loco tegas.

Maka sambutlah salah satu ikon dari regenerasi musik rock tanah air, Saint Loco. Lewat Vision For Transition ini mereka kembali menghentak dan mencoba untuk menelusup kembali dan tampil berbeda dari yang sudah ada.

Saint Loco, Vision For Transition, are you ready to break your voice again?

Tracklist Saint Loco – Vision For Transition :

1. Intro
2. Terapi Energi (Kode NSP 1212: 0111266)
3. Kedamaian (Kode NSP 1212: 0111264)
4. New Life
5. Fallin (Kode NSP 1212: 0111265)
6. Get Up
7. Centro
8. Transition
9. Masterplan
10. Fearless
11. Break Away
12. Stranger In My Blanket (Kode NSP 1212:0111267)
13. Outro

Discography

1. Album Rock Upon A Time (2004)
2. Kompilasi album Kita Untuk Mereka – Lagu “Tangis Negeriku” feat Glenn Fredly (2005)
3. Ost. Bad Wolves (2005)
4. Album Vision For Transition (2006)

Awards

1. Raja Pensi No. 2 Versi Majalah Hai tahun 2005
2. Best Rock Album Versi Majalah Hai tahun 2005
3. Rock Best Of The Year Album Versi I Radio 2005
4. Nominasi AMI 2005 Kategori Band Berbahasa Inggris Terbaik
5. Anggota kehormatan WWF Indonesia

abOut saint loco



SAINT LOCO BIOGRAPHY

Saint Loco was formed for the very first time on September 2002.
In Indonesian music industry, the individual members of Saint Loco have accomplished
different achievements. Barry (MC) for instance has once won an MC Battle in Jakarta.
Nyonk and DJ Tius are also additional musicians for well-know artists in Indonesia.

After a lot of practicing together and playing covered songs with their own
touch such as "Jump" by House of Pain, they decided to make a demo and send it to
Sony BMG Music Entertainment Indonesia.

Since May 7th 2004 Saint Loco was announced officially under the label of
Sony BMG Music Entertainment Indonesia.
After working very hard, being critical about their own music,
finally the album is wrapped in such manner "
so that any audience will be able to accept it.
The first album "Rock Upon A Time" was sold more than 15.000 copies within 2 months in Indonesia.

The album consists of 12 tracks with 80% of the songs were delivered in
English, full of distortion nois and heavy drums in combination with turntable
art that brings a unique color of the band. The reason why most of the songs are delivered
in English is due to Saint Loco's aim,
to be the first Indonesian (or perhaps Asian) to reach the International Market.

Not to forget their own nation, they have created 2 songs in Indonesian.
In fact "Hip Rock"was a number one hit single for a couple of months in many Radio Sattions in Indonesia.

Saint Loco's vision is to arise the spirit of the generation of today with full confidence.
Heavy lyrics in the album represent the hard knock live in a hectic and chaotic metropolitan
urban lifestyle.
While the name Saint Loco was chosen as a translation of "SAINT" as "THE ONE" who comes to the world
to bring a brighter live, and "LOCO" as "CRAZY", representing the world in general.
Therefor, it is clear that the message their trying to deliver is to bring a brighter color
to the crazy world with their own concept of hiprock music.